Monday, October 05, 2015

Star less Night

In the night of 5 October 2015
The night sky was so bright
No clouds could be seen
I was sitting alone at the terrace
Head's up
Looked at the sky
Then
I feel sad
It wasn't pretty bright here
It was just the street light that on
But I couldn't see anything but dark in the sky
No moon
No stars
No clouds
Just sounds from the bugs I heard
I felt like I was so alone
Quiet from people

What a quiet night

Thursday, July 16, 2015

Malam

Langit begitu gelap
Tak ada awan yang terlihat
Hanya bulan yang menyinari
Hanya bintang-bintang yang menghiasi
Malam yang sangat tenang
Hanya angin yang berhembus
Hanya binatang-binatang malam yang bersuara

Tetapi...

Malam ini menjadi sangat menjemukan
Malam ini menjadi sangat sepi

Aku kesepian

Dan itu karena satu hal

Kau tak ada di sini bersamaku
Di sampingku

Tuesday, February 18, 2014

Apakah Benar Kamu?

Kamu datang, dan mencoba mencerahkan hari ku yang selama ini kaku. Ku tanya diriku, apakah benar kamu? Yang akan selamatkan aku dari kebosanan hidup yang mengalir seperti sungai dan sudah tahu ujungnya. Beri aku semangat untuk melanjutkan hidup? Sejujurnya, aku sudah bosan, aku sudah seperti mati rasa. Menyia-nyiakan waktu, karena baru sadar ini bukan yang kuinginkan dari awal.
Dan kau datang, semangat hidupkah? Atau hanya pengisi hatikah? Aku masih menimbang-nimbang. Tahukah kau, aku bukan orang yang bisa mengungkapkan apa yang aku rasakan semudah orang-orang di sekitar ku. Tahukah kau, aku menikmati waktu sendiri ku lebih dari waktu bersama orang lain. Tahukah kau, aku orang yang berpikir terlalu panjang dan melintas waktu tidak melihat apa yang ada di depan mata terlebih dahulu. Tahukah kau?
Pertanyaan pun muncul. Apakah kau bisa membuatku mengungkapkan perasaan ku padamu? Apakah kau bisa membuat ku nyaman saat bersamamu? Apakah kau bisa membuatku berhenti berpikir dan bergerak? Aku bukan orang yang bisa mengubah segala sesuatu, tidak bisa menerima tekanan. Apa kau bisa menerima itu? Aku egois, apa bisa kau bertahan?
Tahukah kamu, kau menarik hati ini dari lubang dalam yang lama untuk bangkit, lama untuk melihat ke depan karena ada yang menahan ku. Tahukah kamu, aku masih menyukainya? Sepertinya tidak, akupun belum bisa memberi tahumu. Karena, sejujurnya aku tidak ingin menyakiti mu, senyum-mu, dan tawa-mu. Aku, tidak ingin kau kehilangan itu semua. Karena, sejujurnya aku takut. Aku takut terluka dan aku takut melukaimu.
Di benakku, selalu berputar kata-kata itu. Apakah benar kamu? Atau hanya perhentian sementara sebagai tempat perlarian? Aku tidak ingin kau menjadi tempat pelarian ku. Karena, aku tahu rasa itu. Rasa ketika kau hanya digunakan sebagai tempat pelarian.
Aku masih mencari tahu, masih mencoba mengenali perasaan ini.
Saat kau bilang kau adalah milikku, tahukah kau? Aku adalah gadis pencemburu yang posesif. Aku tidak suka apa yang menjadi milikku disentuh orang lain. Karena, itu. Selalu kutanyakan padamu, apakah benar kamu ini milikku? Apakah benar hanya aku? Tidak ada yang lainkah? Aku ingin percaya padamu, melalui pertanyaan-pertanyaan itu.
Dan pertanyaan yang sama pun muncul lagi. Apakah benar kamu?

Sunday, September 02, 2012

Sesuatu yang Mungkin Kau Sendiri Tak Mengerti Karena ini Aku

Entah ada apa dengan ku beberapa hari ini. Semuanya terasa begitu cepat, tak terasa berlalunya waktu. Adakah yang bisa menjawabnya ? Jika ada, beri tahu aku. Aku sungguh buta belakangan ini. Terasa buta, mengapa ? Aku hampir tak tahu apa yang terjadi pada keadaan sekitar ku. Semua terasa begitu cepat, secepat yang aku sendiri tidak menyadarinya. Tapi dapat dirasakan. Apa ini hanya sekedar ombang-ambing semata, pada hati ini. Entah lah. Aneh bila terasa seperti ini terus. aku ingin kembali ke yang normal saja. Tapi kehidupan normal itu sungguh membosankan, semua tantangan hilang karena sudah biasa. Tetapi bila perubahan yang seperti ini, rasanya aku tak sanggup. Aku cemburu, sahabat-sahabat ku bisa beradaptasi dengan mudah dan tidak menjadi orang aneh seperti aku. Aku, merasa ini sungguh bukan tempat ku. Aku ingin keluar dari semua yang kurasakan ini. Ingin sekali kuangkat lalu kubuang jauh-jauh perasaan ini. Sungguh, ingin ku begitu. Suatu hari, aku akhirnya mengambil keputusan. Aku akan keluar. Walaupun jalan yang akhirnya aku pilih menghasilkan banyak komentar yang tidak menyenangkan. Aku tahu mereka bermaksud baik, tetapi aku sangat tidak suka sebenarnya mendengar komentar-komentar seperti itu. Sekarang waktu sudah berjalan lumayan lama. Tidak mungkin aku mengingkari apa yang aku pilih, dan ternyata. Sepertinya, apa yang sudah aku lakukan sesuai dengan apa yang aku harapkan. Aku bebas, walau ada sedikit beban harga diri, tapi tak kuhiraukan. Karena, aku tahu. Sebelum aku mengambil keputusan ini, aku akan bisa merasakan menjadi aku. Menjadi aku yang bisa tertawa lepas tanpa tekanan. Dan itu yang membuat ku sadar. Tuhan memang selalu memberikan yang terbaik untuk semua makhluk nya. Karena, Dia memberikan apa yang aku mau. Teman. Kawan. Sahabat. Dan Cinta.

Tiga Hati

Pertama kali kau hubungi aku, aku tidak mengenali mu. Karena, hanya pesan singkat. Kita sampai sekarang belum bertemu. Kau dapat kontak ku dari kawanmu. Awalnya kau tak hubungi aku sesering teman mu. Awalnya hanya basa-basi, tapi aku terhanyut. Dan merasa lebih nyaman dengan mu, anehnya. Hampir setegah tahun waktu itu kita berhubungan, sampai akhirnya aku iseng membuka semua facebook, yang ada di friendlist temanmu itu, lalu aku menemukannya. Facebook mu, account milikmu, yang tanpa foto itu. Aku ingat sekali. Setelah itu aku melihat-lihat apa saja yang ada di wall mu. Dan apa yang membuat ku kaget ? Ternyata di sana ada kekasihmu. Kekasihmu yang amat sangat teramat menyayangimu. Aku shock, lalu kutanyakan padamu. Apa kau memilikii kekasih? Dan benar, kau punya. Kau bilang kau mau berpisah dengannya. Tapi kau sekarang tetap bersamanya, aku terima. Karena aku tahu rasa hati yang terluka. Jangan sakiti dia lagi. Cintailah sepenuh hatimu, karena aku tahu dia mencintai mu lebih dari aku.

Sunday, February 19, 2012

Angin

Hei, angin Sepertinya hidupmu menyenangkan Terbang ke sana, ke sini, kemana saja yang kau mau Bebas sekali Bertiup sejuk, panas, dingin, dan hawa lainnya Seperti yang kau suka Hei, angin, bagaimana rasanya jadi kamu ? Bebas, bisa pergi kemana saja Tidak perlu uang untuk pergi Tidak seperti aku Terkurung di sini Diatur, terkekang, tidak bebas Memiliki kebebasan yang terbatas, apa artinya itu? Tidak seperti mu angin Kau tak terlihat dan hanya bisa dirasakan Tapi semua orang menyukaimu Tapi aku ? Aku terlihat, Aku teraba, Aku tercium Tetap saja kesepian, di tengah hiruk pikuk keramaian Tetap saja sepi Hampa sekali di dalam sini Sepi, tak ada yang mengisi Angin, sebenarnya bentukmu seperti apa ? Kenapa mereka bisa menyukaimu ? Walaupun kau terkadang nakal Kau tetap disukai Padahal tak ada yang tahu bentukmu seperti apa Angin apakah kita bisa bertukar tempat ? Ingin sekali merasakannya Disukai semua orang Ya, angin kau memang hebat

Monday, January 16, 2012

Hampa

Bukan aku yang selama ini ibu banggain. Bukan aku yang selama ini bisa bikin ibu bangga. Ibu selalu menangis ketika ku melakukan kesalahan. Ibu selalu memukulku, meneriakiku, memarahiku ketika kau marah. Kenapa? Apa karena tidak seperti harapanmu? Tidak secantik dirimu? Tidak sepandai kau dalam mengandalkan waktu? Managemen waktuku tak sebagus dirimu? Apa karena itu? Aku tahu aku buka anak yang baik. Belum bisa membuat mu bangga di usia ku yang masih remaja. Aku yang masih mencari siapa aku? Aku yang masih suka melakukan apapun sesuka hati, melakukan apapun yang ada dipikiranku, tanpa memikirkan siapapun. Perasaan mereka, aku hanya melakukan itu. Kenapa? Aku mencari perhatian. Perhatian yang selalu kudapatkan darimu, tapi sayangnya karena sikapmu yang dulu. Cara mengasuhmu yang dulu. Cara mu mendidikku. Membuat ku terkadang membuang perasaan ku sendiri hingga aku masih tidak bisa merasakan kasih sayang yang kau berikan. Maaf bila aku terlalu mirip ayahku. Maaf bila aku terlalu mirip dengan suamimu. Aku bukan adikku yang sangat mirip dengan mu, sekalipun dia lelaki. Dia bisa merasakan kasih sayang mu. Sekeras kepala apapun dia, dia tidak sesering aku ketika aku mengecewakanmu. Aku memang belum berguna. Ingin sekali aku membalasmu dengan semua prestasiku. Tapi aku tidak ingin menonjolkan diri. Kau tahu aku tidak suka keramaian. Kau selalu mengataiku "SOMBONG" karena tidak mau menjalankan apa yang kau mau. Aku bukan kau, sekalipun kau selalu berkata dulu kau begini, dulu kau begitu. Kau dengan saudara-saudara mu. Aku bukan kau. Kau terlalu memanjakan aku saat ku masih umur dibawah lima tahun. Kau jarang mengasuhku. Kau menyerahkan ku kepada pengasuh kakak tiriku, dan dia marah karenanya, tahukah kau. Aku sudah tidak bisa merasa. Kasih sayang, mereka bilang itu semua indah. Tapi bagiku "HAMPA", kosong tak berpenghuni. Ketika ada pemuda mendekatiku, aku menahan perasaan ku. Karena kau selalu bilang, tak baik bila memiliki kekasih sekarang. Saat kau belum bisa menghasilkan apapun dengan tangan mu sendiri. Aku "SUDAH" menghasilkan sesuatu bila kau ingin tahu. Aku SUDAH, tetapi aku tak ingin menunjukkannya. Kenapa? Karena terlalu sayang bila kutunjukkan padamu. Terlalu sia-sia. Semua orang bilang Ibu adalah segalanya. Surgaku, dibawah telapak kaki mu, aku harus membahagiakan mu. tapi kau tahu apa yang kurasa? Masih tetap hampa. Ketika aku menangisi diriku yang seperti ini, dan ketika aku ingin melajukan langkahku, kau bertingkah seakan -akan kau menyindirku. Membuatku kehilangan moodku. Kenapa kautidak sadar? BUKAN AKU yang bisa menjadi anak yang kau inginkan. Karena aku lelah menjadi boneka mu. Aku ya aku, walaupun aku belum tahu siapa diriku sekarang. Apa tujuanku, apa ambisiku, apa kemauanku, ingin jadi apa aku nanti. Cita-cita tidak menjamin apa kau akan menjadi. Tapi Ambisiku lah yang akan menjadikanku apa. Aku masih mencari, aku masih meraba. Masih mencoba untuk merasakan semua yang seharusnya ku rasa. Aku mati rasa. Dalam kekosongan. Walau keramaian disekitarku, aku tetap merasakannya sendirian, dalam diam, kututupi dari semuanya. Sebuah perasaan yang disebut, "HAMPA".