Monday, January 16, 2012

Hampa

Bukan aku yang selama ini ibu banggain. Bukan aku yang selama ini bisa bikin ibu bangga. Ibu selalu menangis ketika ku melakukan kesalahan. Ibu selalu memukulku, meneriakiku, memarahiku ketika kau marah. Kenapa? Apa karena tidak seperti harapanmu? Tidak secantik dirimu? Tidak sepandai kau dalam mengandalkan waktu? Managemen waktuku tak sebagus dirimu? Apa karena itu? Aku tahu aku buka anak yang baik. Belum bisa membuat mu bangga di usia ku yang masih remaja. Aku yang masih mencari siapa aku? Aku yang masih suka melakukan apapun sesuka hati, melakukan apapun yang ada dipikiranku, tanpa memikirkan siapapun. Perasaan mereka, aku hanya melakukan itu. Kenapa? Aku mencari perhatian. Perhatian yang selalu kudapatkan darimu, tapi sayangnya karena sikapmu yang dulu. Cara mengasuhmu yang dulu. Cara mu mendidikku. Membuat ku terkadang membuang perasaan ku sendiri hingga aku masih tidak bisa merasakan kasih sayang yang kau berikan. Maaf bila aku terlalu mirip ayahku. Maaf bila aku terlalu mirip dengan suamimu. Aku bukan adikku yang sangat mirip dengan mu, sekalipun dia lelaki. Dia bisa merasakan kasih sayang mu. Sekeras kepala apapun dia, dia tidak sesering aku ketika aku mengecewakanmu. Aku memang belum berguna. Ingin sekali aku membalasmu dengan semua prestasiku. Tapi aku tidak ingin menonjolkan diri. Kau tahu aku tidak suka keramaian. Kau selalu mengataiku "SOMBONG" karena tidak mau menjalankan apa yang kau mau. Aku bukan kau, sekalipun kau selalu berkata dulu kau begini, dulu kau begitu. Kau dengan saudara-saudara mu. Aku bukan kau. Kau terlalu memanjakan aku saat ku masih umur dibawah lima tahun. Kau jarang mengasuhku. Kau menyerahkan ku kepada pengasuh kakak tiriku, dan dia marah karenanya, tahukah kau. Aku sudah tidak bisa merasa. Kasih sayang, mereka bilang itu semua indah. Tapi bagiku "HAMPA", kosong tak berpenghuni. Ketika ada pemuda mendekatiku, aku menahan perasaan ku. Karena kau selalu bilang, tak baik bila memiliki kekasih sekarang. Saat kau belum bisa menghasilkan apapun dengan tangan mu sendiri. Aku "SUDAH" menghasilkan sesuatu bila kau ingin tahu. Aku SUDAH, tetapi aku tak ingin menunjukkannya. Kenapa? Karena terlalu sayang bila kutunjukkan padamu. Terlalu sia-sia. Semua orang bilang Ibu adalah segalanya. Surgaku, dibawah telapak kaki mu, aku harus membahagiakan mu. tapi kau tahu apa yang kurasa? Masih tetap hampa. Ketika aku menangisi diriku yang seperti ini, dan ketika aku ingin melajukan langkahku, kau bertingkah seakan -akan kau menyindirku. Membuatku kehilangan moodku. Kenapa kautidak sadar? BUKAN AKU yang bisa menjadi anak yang kau inginkan. Karena aku lelah menjadi boneka mu. Aku ya aku, walaupun aku belum tahu siapa diriku sekarang. Apa tujuanku, apa ambisiku, apa kemauanku, ingin jadi apa aku nanti. Cita-cita tidak menjamin apa kau akan menjadi. Tapi Ambisiku lah yang akan menjadikanku apa. Aku masih mencari, aku masih meraba. Masih mencoba untuk merasakan semua yang seharusnya ku rasa. Aku mati rasa. Dalam kekosongan. Walau keramaian disekitarku, aku tetap merasakannya sendirian, dalam diam, kututupi dari semuanya. Sebuah perasaan yang disebut, "HAMPA".